Selasa, 12 Maret 2013

Hujan



Hujan baru saja berhenti di luar, menyisakan senja dan langit yang tampak melebar, meluas, membekas pada dahan-dahan pohon, helai-helai daun, dan lembar-lembar kalender. Hujan adalah mahluk purba yang tak pernah lupa membawa berita dari masa lampau, katanya; hujan tidak pernah lupa debaran semangat atau kabar niat, menggugat setiap geliat.
Bagiku, hujan bahkan lebih dari itu; hujan adalah ingatan tentang kehidupan yang dicipta dengan penuh kesabaran; hujan adalah se per Sembilan puluh Sembilan nikmat. Hujan adalah nafas yang menghubungkan kita dengan langit. Dan hujan pula, yang mengalirkan darah dalam nadi, ibu anak-anak bumi.
Hujanlah yang mengutus arus arah sungai, menjadi pengiring serunai, mengirimkan bebuah seuntai, menumbuhkan bebunga setangkai. Hujan pulalah arimbi dari kata-kata manis yang mampu menggubah hatimu, menyembunyikan leluka jiwamu.

Puisi oleh Bezie Galih Manggala. (Novel Catatan Musim, Tyas Effendi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar